JAKARTA, KOMPAS.com — Konsep empat sehat lima
sempurna yang dipopulerkan Prof Poerwo Soedarmo, bapak gizi Indonesia,
sejak tahun 1950 itu kini dianggap tak sesuai lagi dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi gizi. Sebagai gantinya, kini dikenalkan
pedoman gizi seimbang.
Pedoman gizi seimbang (PGS) adalah susunan
makanan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang
sesuai dengan kebutuhan tubuh. Gizi seimbang memerhatikan empat
prinsip, yakti variasi makanan, pentingnya pola hidup bersih, pentingnya
pola hidup aktif dan olahraga, serta pemantauan berat badan ideal.
Berbeda
dengan konsep empat sehat lima sempurna yang menyamaratakan kebutuhan
gizi semua orang, PGS berprinsip bahwa tiap golongan usia, jenis
kelamin, kesehatan, dan aktivitas fisik memerlukan gizi yang berbeda
sesuai dengan kondisi masing-masing kelompok.
"Ketika empat sehat
lima sempurna diperkenalkan, di masa itu orang Indonesia belum mengerti
pola makan yang benar. Sejak tahun 1990-an, pola permasalahan gizi
masyarakat mulai berubah. Ada masalah kegemukan dan obesitas sehingga
pedoman tersebut tidak lagi tepat," kata Prof Soekirman, guru besar
Institut Pertanian Bogor.
Ia menjelaskan, pada Konferensi Pangan
Sedunia tahun 1992 di Roma dan Geneva yang diadakan oleh Organisasi
Pangan Dunia (FAO) sebenarnya sudah ditetapkan agar semua negara
berkembang yang semula menerapkan pedoman sejenis basic four seperti empat sehat lima sempurna itu memperbaiki menjadi nutrition guide for balance diet.
Indonesia
sudah menerapkan keputusan FAO itu dalam kebijakan Repelita V tahun
1995 sebagai PGS dan menjadi program kebijakan gizi. Namun, karena
kurang disosialisasikan, terjadi pemahaman yang salah dan masyarakat
cenderung tetap menggunakan pedoman lama.
"Ilmu pengetahuan selalu
berubah, demikian juga halnya dalam ilmu gizi. Pedoman gizi seimbang
ini merupakan penyempurnaan dari pedoman lama. Intinya adalah yang sehat
itu yang seimbang, baik dalam asupan kalori atau tingkat aktivitas
fisiknya," kata pakar di bidang kebijakan pangan dan gizi ini.
Untuk
menyosialisasikan PGS, Prof Soekirman bersama para pakar di bidang
gizi, seperti Prof Hardinsyah, Prof dr Razak Thaha, Prof Hamam Hadi, Dr
Idrus Jus'at, dan Balitbang Kesehatan Kementerian Kesehatan menerbitkan buku Pedoman Gizi Seimbang. Buku yang antara lain didanai oleh Institut Danone ini akan disebarkan melalui sekolah-sekolah.
Ditulis dalam bahasa ilmiah populer, buku ini juga dilengkapi tabel dan daftar menu harian untuk tiap kelompok umur.
sumber : http://health.kompas.com/read/2011/01/27/15343488/Gizi.Seimbang.Pedoman.Gizi.Terbaru
No comments:
Post a Comment